Manusia mungkin adalah makhluk terhebat yang pernah ad di atas muka bumi ini. Manusia memiliki daya pikir yang kuat, mempunai akal sehat, kemampuan berbahasa, introspeksi diri, dan kemampuan untuk memecahkan masalah. Manusia juga secara unik dapat beradaptasi dalam berbagai sistem komunikasi seperti pengaktualisasian ekspresi diri, pertukaran ide dan berorganisasi. Kemampuan terakhir ini disebut kemampuan manuia untuk bersosialisai. Sosialisasi dilakukan pada suatu lingkungan sosial, entah dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah bahkan lingkungan masyarakat dan sekitar.
Sebuah individu terlahir dari seorang ayah dan ibu dalam sebuah ikatan yang benama keluarga. Dinamai dengan seorang anak. Proses dimana individu menjadi anak, mungkin adalah salah satu faktor terbesar bagaimana nantinya individu atau si anak tersebut berinteraksi dengan lingkungan sosialnya saat dia menjadi dewasa nanti. Menurut Drs. Soewaryo Wangsanegara, keluarga adalah salah satu lingkungan utama yang memiliki faktor penting pembentukan kepribadian anak.
Banyak fugsi keluarga yang berpengaruh besar pada perkembangan anak, di antaranya adalah fungsi ekonomi dan pemeliharaan, dimana tentu saja anak memerlukan kebutuhan jasmani yang harus dipenuhi oleh keluarganya. Tetapi fungsi yang paling besar berpengaruh pada perkembangan anak dari keluarga adalaah fungsi sosial dan keagamaan. Keluarga wajib mengenalkan agama dan aplikasinya kepada kehidupan masyarakat sejak dini kepada seorang anak. Anak harus mengetahui diatas semua yang ada di dunia ini, ada suatu Ketuhanan, yang berkuasa atas alam semesta dan segala isinya.Agama penting untuk diajarkan kepada seorang anak agar pada saat dia dewasa, dia mengerti nilai moril yang ada dalam agama.
Fungsi sosial juga merupakan salah satu tanggung jawab yang diemban oleh orang tua khususnya, dan keluarga pada umumnya, untuk membentuk kepribadian seorang anak. Anak harus diajarkan bagaimana cara berkomunikasi secara baik dan benar. Bahasa tubuh, bahasa oral, ataupun gerakan yang pantas untuk digunakan dalam bersosialisasi haruslah dipelajari oleh seorang anak. Sopan santun yang berlaku di masyarakat dimana anak itu tinggal harus diberitahukan oleh keluarga kepada seorang anak, agar pada nantinya anak tersebut tidak dijauhkan karena memiliki pringai yang buruk saat nantinya dia menghadapi masyarakat sekitar. Norma pun termasuk fungsi sosial yang harus ditanamkan keluarga kepada sang anak. Anak harus mengerti sistem elemen masyarakat yang nantinya dia hadapi ada norma yang harus dipatuhi dan tidak dapat dilanggar.
Terlepas dari semua fungsi yang secara literal tertulis dalam berbagai liturgi, keluarga pun harus seimbang dan harmonis. Mendidik seorang anak, tidaklah seperti guru mengajarkan mata pelajaran matematika kepada murid didiknya di sekolah. Penanaman semua jenis pembentuk kepribadian kepada anak harus dilandasi oleh rasa cinta dan kasih sayang. Kondisi keluarga yang berantakan mungkin saja mempengaruhi kondisi mental seorang anak. Anak bisa menjadi minder, kurang ekspresif, dan sukar menyampaikan pendapat. Berbeda dengan anak yang menerima perhatian dan rasa kasih sayang dimana keluarga itu menjadi keluarga yang dinamis. Anak akan cenderung menjadi pintar, percaya diri, ekspresif, dan mudah untuk berinteraksi dengan orang di luar keluarganya.
Betulah jika ada pepatah yang mengatakan seorang anak adalah sebuah buku kosong yang sedang ditulis oleh orang tuanya. Orang tua yang menulis ratusan halaman awal dalam buku tersebut, fondasi yang kuat dan struktural.