Jauh sebelum
terkenal di kawasan Asia, istilah jurnalistik lebih dulu akrab namun dengan
masyarakat Eropa. Di Eropa tidak jelas siapa pelopor pertamanya. Namun, padi
1605; Abraham Verhoehn di Antwerpen
Belgia yang mendapat ijin mencetak Niewe
Tihdininghen. Akhirnya, pada 1617, selebaran ini dapat terbit 8 hingga 9
hari sekali. Sejarah jurnalistik yang yang terjadi di Eropa, dapat dipastikan
menyebar hingga kawasan Asia, dan ikut berpartisipasi dalam pembentukan cerita
sejarah jurnalistik Indonesia maupun negara-negara yang ada di kawasan Asia
lainnya.
Berbicara mengenai
sejarah jurnalistik, semua itu tidak bisa lepas dari pengaruh sejarah
jurnalistik yang ada di berbagai negara, khususnya negara-negara yang ada di
kawsan Eropa. Pengaruh-pengaruh tersebut menyebar tentu saja melalui beberapa
cara. Salah satunya yang memungkinkan masuknya istilah jurnalistik ke Indonesia
adalah melalui penjajahan yang dilakukan oleh negara-negara yang ada di Eropa
seperti Belanda.
Berdsasarkan
sejarah, jurnalistik Indonesia dibagi menjadi 3 golongan :
- Pers Kolonial
Sejarah
jurnalistik Indonesia pertama dimulai oleh orang-orang Belanda. Saat itu
dibangun sebuah persatuan jurnalistik. Persatuan jurnalistik tersebut di kenal
jug adengan istilah Pers Kolonial. Pers Kolonial merupakan pers yang dibangun
oleh orang-orang Belanda di Indonesia. Pada abad ke-18, muncul surat kabar
bernama Btaviasche Nouvvelled . Sejak saat itu bermunculan surat kabar dengan
bahasa Belanda yang isinya bertujuan untuk membela kaum kolonialis.
- Pers Cina
Berkembangnya
dunia jurnalistik di Indonesai juga tak lepas dari pengaruh orang-orang Cina.
Sejarah jurnalistik Indonesia yang berhubungan dengan kaum dataran Cina ini
dimulai dari kemunculan surat kabar yang dibuat oleh orang-orang Cina. Media
ini dibuat sebagai media pemersatu keterunan Tionghoa di Indonesia.
- Pers Nasional
Sejarah
jurnalistik Indonesia yang sesungguhnya dimulai saat gerakan Pers Nasional
muncul pada abad 20 di Bandung dengan nama Medan Priayi. Media yang dibuat oleh
Tirto Hadisuryo atau Radeng Djikomono, diperuntungkan sebagai alat perjuangan
pergerakan kemerdekaan. Tirto hadisuryo akhirnya dianggap sebagai pelopor
peletak dasar-dasar jurnalistik modern di Indonesia.
No comments:
Post a Comment